Text
RASIONALITAS PEMODAL DALAM PEMILIHAN SAHAM DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) DENGAN MEMBENTUK ASET YANG OPTIMAL MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL.
Investasi di dalam pasar modal dapat membawa keuntungan yang besar, dengan naiknya harga saham ke level yang sangat tinggi, sehingga mendorong investor untuk berusaha menikmati abnormal return yang dihasilkan oleh saham tersebut. Kendalanya adalah saham-saham mana saja yang layak menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi, seringkali investor dalam melakukan investasi dengan cara spekulasi dan kurang memperhitungkan apakah suatu saham layak untuk dibeli atau tidak. Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor sering kali dihadapkan dengan bagaimana melakukan pemilihan investasi yang memberikan keuntungan yang tinggi dengan resiko yang rendah. Sebelum pemodal atau investor melakukan investasi pada sekuritas, ia perlu merumuskan terlebih dahulu kebijakan investasinya, baik berkaitan berapa besar resiko yang ia bersedia tanggung, maupun berapa besar jumlah dana yang akan diinvestasikan, setelah itu baru melakukan analisis sekuritas, membentuk portofolio, melakukan revisi portofolio apabila dianggap perlu, dan juga investor perlu melakukan evaluasi terhadap kinerja portofolio tersebut. Salah satu caranya adalah dengan membentuk portofolio yang optimal. Permasalahannya adalah terdapat banyak sekali kemungkinan portofolio yang dapat dibentuk dari kombinasi aktiva berisiko yang tersedia di pasar. Kombinasi ini dapat mencapai jumlah yang tidak terbatas. Belum lagi jika dalam pembentukan portofolio dimasukkan juga aktiva yang bebas risiko. Dan jika kemungkinan pembentukan portofolio menjadi begitu banyak dan bahkan tidak terbatas maka portofolio manakah yang akan dipilih investor. Dan jika investor tersebut rasional maka investor tersebut akan memilih portofolio yang optimal.
Portofolio optimal didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan return yang diharapkan terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau memberikan risiko yang terkecil dengan return yang diharapkan tertentu. Elton dan Gruber (1995) menggunakan model indeks tunggal untuk menganalisis portofolio optimal. Atau dengan kata lain investor yang rasional akan melakukan transaksi pada saham yang excess return to standard deviation-nya lebih besar dari cut-off rate tertingginya, sedangkan investor yang irrasional akan melakukan transaksi pada saham yang excess return to standard deviation-nya lebih kecil dibandingkan dengan cut-off rate tertingginya. Pada studi ini, hasil yang penulis dapatkan bahwa investor sudah bertindak dan berperilaku secara rasional terhadap pemilihan saham-saham di Bursa Efek hal ini dibuktikan dengan uji Levene’s test dan saham yang layak masuk ke dalam portofolio yang optimal adalah hanya saham ISAT, hal ini dapat dipahami karena pada periode penelitian tersebut suku bunga SBI
melonjak tajam sehingga sedikit sekali saham yang bisa memberikan yield diatas deposito atau SBI.
30002054 | 2054 | RLC MM (Server RLC) | Available |
No other version available