Text
STUDI LELANG OBLIGASI PEMERINTAH DI INDONESIA DAN THAILAND: PENGARUH TINGKAT PERSAINGAN, EKSPEKTASI NILAI TUKAR, RISIKO KREDIT NEGARA DAN UNDERPRICING TERHADAP PERGERAKAN YIELD PADA PASAR SEKUNDER
Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, anggaran negara biasanya lebih besar daripada pendapatan yang diantisipasi. Oleh karena itu, dalam membiayai kekurangan dana (defisit) tersebut, pemerintah dapat menerbitkan pinjaman secara bilateral, multilateral, atau melalui penerbitan obligasi negara. Ketika wabah COVID-19 meluas secara luas dan mempengaruhi seluruh dunia, pasar keuangan juga menunjukkan respons yang signifikan. Studi ini menguji secara empiris siklus lelang obligasi pemerintah di ASEAN sebagai negara-negara berkembang, khususnya Indonesia & Thailand, dan pengaruhnya rasio bid to cover, ekspektasi nilai tukar mata uang lokal, dan risiko kredit selama pandemi COVID-19 terhadap pergerakan yield pada pasar sekunder. Data historis keuangan sebagai variabel di pasar menggunakan tahun 2019-2022 dan diproses menggunakan analisis data regresi. Sejalan dengan penelitian sebelumnya, studi ini menemukan siklus lelang di mana yield obligasi tenor benchmark meningkat menjelang tanggal lelang di pasar sekunder untuk kedua negara, dan kemudian turun hanya di Indonesia. Studi ini juga menyimpulkan bahwa tingkat kompetisi lelang berkontribusi negatif terhadap yield pasar sekunder pada hari lelang. Fluktuasi yield di pasar sekunder dipengaruhi oleh perkiraan nilai tukar mata uang lokal dan risiko kredit. Sejalan dengan metode penelitian sebelumnya, hasil menunjukkan adanya pengaruh dari when-issued underpricing dengan perubahan harga di pasar sekunder saat dilakukan lelang, yang mengindikasikan bahwa semakin besar perbedaan antara yield lelang dan yield pasar sekunder, semakin mendorong dealer untuk segera mengamankan keuntungan mereka di pasar sekunder.
30007512 | 7512 | RLC MM (Rak Tesis) | Available |
No other version available